Bisnis
Money Game apa dan bagaimananya mari kita simak di artikel berikut ini:
beberapa dari kita mungkin pernah mendapat tawaran bisnis money game. Dalam
kenyataannya, bisnis ini sering kali bagus bagi mereka yang baru saja
bergabung, tapi tidak bagus bagi mereka yang bergabung belakangan.Kenapa
begitu? Yuk, kita simak paparannya:
Bu Yeni sedang kebingungan. Pasalnya, seorang temannya baru saja datang ke rumahnya dan menawarkan suatu bisnis baru yang kelihatannya cukup menarik. Dengan sebuah kertas, temannya menggambarkan bagaimana bisnis itu bisa berjalan.
Apa sih bisnisnya? “Ini MLM”, kata temannya. Oke, MLM (multi level marketing). Tapi kok di sini tidak ada produk yang dijual? Yang ada adalah bahwa Bu Yeni diminta membayar sejumlah dana, setelah itu, ia harus mencari dua orang untuk ia sponsori (dua orang itu maksimal).
Nantinya, dengan
bantuan Bu Yeni, kedua orang tersebut harus bisa mensponsori dua orang lagi,
dan seterusnya. Setelah sampai pada level tertentu, Bu Yeni akan mendapatkan
sejumlah uang, dan "permainan" itu dianggap selesai. Kalau mau, Bu
Yeni bisa ikut lagi dengan mendaftar ulang dan mengulang lagi permainan itu.
Kelihatannya sih
menarik. Ya, tawaran uangnya memang menarik. Dan kelihatannya sampai kapan pun
yang namanya uang memang menarik. Tapi kalau nanti ada apa-apa bagaimana dong?
Misalnya, perusahaannya lari. Atau bisa juga bangkrut seperti Gee Cosmos
baru-baru ini.
Perlu diketahui bahwa bisnis yang hanya mengandalkan perekrutan saja
seperti itu (tanpa ada produk yang dijual) disebut Bisnis Piramid. Kadang-kadang, bisnis piramid ini disebut
juga Bisnis Money Game. Di Indonesia, bisnis ini lazim disebut Bisnis
Penggandaan Uang.
Bagaimana sih ciri-ciri bisnis Money Game itu?
1. Perusahaan yang mengadakan bisnis money game itu biasanya mengatakan bahwa bisnisnya adalah bisnis MLM.
Penggunaan istilah MLM oleh perusahaan money game biasanya
adalah karena mereka tidak ingin bisnis orang jadi malas bergabung jika mereka
terang-terangan menyebut nama money game.
Karena itu mereka
biasanya menyebut dirinya MLM, walaupun nama mereka tidak tercantum dalam APLI
(APLI adalah singkatan dari Asosiasi Penjual Langsung Indonesia, sebuah
asosiasi yang salah satu fungsinya adalah menyaring mana perusahaan yang
betul-betul berbisnis penjualan langsung, entah itu dengan menggunakan sistem
MLM atau tidak).
Kalau nama mereka
tercantum dalam APLI, pastilah mereka merupakan Perusahaan MLM yang sejati.
Itulah sebabnya, kadang-kadang perusahaan money game seperti itu disebut
perusahaan money game yang berkedok MLM.
2. Anda akan diminta membayar sejumlah dana yang cukup besar
hanya untuk mendaftar saja. Jumlahnya bervariasi,
tapi minimal biasanya sekitar Rp 400 ribuan. Jumlah itu sebetulnya bisa
dianggap cukup besar, mengingat Perusahaan MLM yang sejati biasanya hanya
meminta biaya pendaftaran yang besarnya biasanya tidak sampai Rp 150 ribuan
(itu pun tidak termasuk produk).
Rendahnya biaya
pendaftaran pada perusahaan MLM adalah agar semua orang bisa memiliki
kesempatan yang sama untuk bisa bergabung. Sedangkan pada perusahaan money
game, tingginya biaya pendaftaran yang diminta adalah karena mereka harus
membayar bonus penghasilan bagi orang-orang di atas Anda yang sudah lebih dulu bergabung.
Pada Perusahaan MLM sejati, biaya pendaftaran biasanya harus
bisa dijangkau, karena bonus penghasilan yang akan dibayarkan hanya akan
dibebankan pada produk yang terjual saja, bukan dari biaya pendaftaran.
3. Bisnis money game biasanya tidak memiliki produk untuk dijual
kepada konsumen.
Padahal ini sebetulnya
merupakan faktor kunci dari sebuah bisnis MLM yang sejati. Karena itulah, agar
bisa terlihat sebagai sebuah MLM, beberapa perusahaan money game biasanya lalu
membuat produk untuk bisa dijual. Namun seringkali yang ada adalah bahwa produk
yang dijual tersebut memiliki kualitas dan mutu yang biasa-biasa saja kalau
tidak mau disebut asal-asalan.
Pada Perusahaan MLM,
harus ada produk yang dijual (entah itu berupa barang atau jasa), dan produk tersebut
haruslah memiliki kualitas yang cukup baik agar bisa bersaing di pasar. Faktor
produk ini sebetulnya juga merupakan faktor kunci dari sebuah perusahaan untuk
bisa disebut sebagai sebuah MLM atau tidak. Kalau bisnis yang ditawarkan kepada
Anda tersebut tidak memiliki produk, atau mutu produknya asal-asalan saja,
jangan sebut itu sebagai bisnis MLM. Itu jelas money game.
4. Bisnis money game seringkali hanya menguntungkan orang-orang
yang pertama bergabung. Sedangkan orang-orang yang bergabung belakangan
seringkali cuma ketiban pulung, entah itu perusahaannya bangkrut, lari atau
ditutup, atau karena orang yang bergabung belakangan seringkali tidak bisa
memiliki penghasilan yang lebih besar daripada orang yang bergabung lebih dulu.
Itulah sebabnya bisnis
seperti ini juga disebut bisnis piramid. Kalau di Perusahaan MLM sejati,
walaupun Anda bergabung belakangan, Anda bisa punya kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar daripada orang-orang di atas Anda
yang sudah bergabung lebih dahulu.
Sekarang tinggal keputusan Anda apakah akan bergabung dengan
bisnis money game yang ditawarkan kepada Anda atau tidak. Mau ikut pun tidak
apa-apa karena di Indonesia belum ada undang-undang yang mengatur tentang
bisnis seperti Multi Level Marketing (MLM) ini. Hanya saja, risiko harus Anda
tanggung sendiri. Daripada terjun ke bisnis money game yang beresiko tinggi
tanpa jaminan uang kembali, lebih baik anda menggeluti usaha bisnis yang prospektif yang
sesuai dengan modal usaha dan ketrampilan yang anda miliki. Iya kan...?!?
Nah, selamat memutuskan dengan bijak...
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar